Terkait Buruknya Pelayanan Puskesmas Sukomoro, Ketua LSM FAAM DPC Nganjuk : Pelayan Masyarakat Itu Harus Humanis.



Nganjuk, patroli-crime.id terkait buruknya pelayanan puskesmas Sukomoro yang beralamat di Desa Bungur, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk Ketua LSM FAAM (Forum Aspirasi dan Advokasi Masyarakat) DPC Nganjuk Achmad Ulinuha mengatakan bahwa tenaga kesehatan (Nakes) adalah pelayan masyarakat yang dibayar oleh negara, oleh karena itu harus memberikan pelayanan yang baik terutama dibidang kesehatan. 

"Tenaga Kesehatan itu harus humanis, dikarenakan yang dilayani adalah orang sakit dan biasanya keluarganya dalam keadaan panik, " tutur Achmad melalui ponsel pada Jum'at (22/03/2024). 

Achmad mengatakan bahwa Nakes harus memperlakukan pasien dengan baik dan sama rata tanpa ada perbedaan pada pasien yang membayar menggunakan KIS (Kartu Indonesia Sehat) ataupun pasien yang membayar secara umum.

"Mestinya tidak ada perlakuan yang berbeda, karena pasien yang menggunakan KIS juga pada akhirnya akan dibayar oleh pemerintah, " tuturnya. 

Achmad menambahkan bahwa jika ada nakes yang memperlakukan atau memberi pelayanan yang kurang baik pada pasien agar segera diadakan evaluasi atau pembinaan oleh Dinas Kesehatan. 

"Itu menjadi tugas Dinas Kesehatan agar dapat membina Nakes yang seenaknya saja dalam memberi pelayanan, " tegasnya lagi. 

Berdasarkan pantauan media melalui google map yang terpasang bahwa ada beberapa nitizen yang mengeluhkan pelayanan di Puskesmas Sukomoro



"Pelayanannya buruk sekali, gak ramah, " tulis akun Galang ksatriaa. 

"Pelayanan lama, buat surat rujakan hingga tiga jam, " ujar Hanung willy roni s. 

"Pelayanan tidak ramah terutama yang bagian KIA bentak bentak, " tulis DD project. 

Diberitakan sebelumnya bahwa Puskesmas Sukomoro berikan pelayanan yang tidak baik pada pasien dengan inisial "S" pada 20 febuari 2024 . 

Diceritakan S bahwa saat dirinya berobat dalam keadaan lemas dikarenkan tekanan darah sangat rendah, hal itu sudah dinyatakan oleh dokter klinik tempat berobat sebelumnya. 

Tanpa dilakukan observasi pasien S malah diajak berdebat oleh salah satu Nakes laki - laki yang kebetulan pada saat itu jaga UGD. 

"Saya dibentak setelah saya mengatakan bahwa akan berobat menggunakan KIS, " ujarnya. 

Setelah ada perdebatan akhirnya nakes tersebut masuk kedalam ruangan yang terdapat pada UGD Puskesmas, tidak lama kemudian Nakes wanita keluar dan mengatakan bahwa pihaknya tidak menerima pasien rawat inap dan mengatakan agar pasien segera ke rumah sakit saja tanpa memberi surat rujukan, akhirnya pasien kembali kerumah tanpa diberiakan pelayanan dan resep obat. 

Saat di konfirmasi Kepala Puskesmas dr Rina mengatakan bahwa puskemasnya tidak bisa melakukan rawat inap dikarenakan hanya ada satu ruangan untuk perawatan. 

"Jika ruangan itu terdapat pasien kami tidak bisa menerima pasien kembali, " ujar Rina diruang kerjanya. 

Kepala Puskesmas juga mengatakan bahwa pihaknya sudah beberapa kali mengajukan bantuan untuk rehap, akan tetapi hingga kini belum terealisasi.(tim) 


Editor : Erik

Posting Komentar

0 Komentar